Di edisi tulisan saya sebelumnya ternyata banyak juga yang otaknya belum mau digunakan untuk berfikir, bahkan malah berusaha meracuninya dengan racun-racun ganas bernama “teori sampah sejarah”. Karena jelas-jelas Al Qur’an dan alam semesta ini adalah Kitab suci, maka semestinya anugerah otak yang diberikan kepada kita dipergunakan sebaik-baiknya. Maka landasan kita untuk menelusuri kebenaran sejarah adalah dengan memiliki acuan berupa landasan atau dasar yang kuat. Sebagai acuan sejarah yang nyata validnya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya hanyalah AlQur’an.
Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Adam As, dan ini tidak mungkin lagi dibantah oleh siapapun karena ini ada dasarnya dalam AlQur’an (bisa Anda telusuri sendiri ayatnya). Ini menjadi dasar bahwa sebelum Adam As diturunkan Allah ke bumi, dibumi sendiri belum ada makhluk bernama manusia. Dibumi masih dihuni oleh bangsa hewan dan jin, sehingga benar bahwa pada masa itu ada hewan-hewan besar seperti hanya dinosaurus dan teman-temannya. Peradaban manusia berawal dari turunnya Adam dan Hawa ke bumi dan berkembang hingga jaman Nuh, kemudian berkurang akibat banjir besar pada masa Nuh As (dapat dibaca pada ulasan saya sebelumnya).
Maka disini jelas bahwa kemudian muncul peradaban-peradaban manusia seperti halnya di China, di Meksiko, di Mesopotamia (Irak), di Mesir, kesemuanya berasal dari satu peradaban yang bermula di Mekkah. Pada awalnya mereka mempunyai satu ras dan satu bahasa, kemudian bertebaran dipenjuru bumi yang kemudian menghasilkan beragam ras dan bahasa akibat turun temurunnya generasi manusia. Selain itu, beragam kepercayaan dan agama juga berawal dari satu macam kepercayaan yakni Adam As percaya kepada Allah SWT. Kemudian Allah SWT mengirimkan Nabi-Nabi setelah beliau juga diwilayah sekitar Mekkah.
“Teori-teori sampah” telah meracuni generasi kita dengan sangat kuat dan bahkan cenderung mengingkari AlQur’an yang merupakan acuan kita dalam berfikir. Itulah mengapa seharusnya sistem pendidikan kita harus dirombak total terutama dalam menghancurkan teori sampah yang telah meracuni generasi muda kita.
Abu Hisyam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar