Sabtu, 27 Desember 2014

Jamiul Alfar, Masjid Merah di Srilanka

MASJID JAMIUL ALFAR mulai dibangun tahun 1908 oleh komunitas Muslim Pettah. Ciri khas desain arsitektur masjid ini adalah ornamen dinding belang merah dan putih menghiasi seluruh bangunan rumah Allah tersebut.
Samman Kottu Palli adalah sebutan lain dalam bahasa Tamil untuk nama masjid tersebut. Dalam bahasa Sinhala disebut juga Rathu Palliya. Dominasi warna merah inilah yang menjadikan masjid ini lebih dikenal dengan sebutan Masjid Merah atau Red Masjid dalam bahasa Inggris.
Keunikan dari arsitektur yang terdapat pada bangunannya memperlihatkan kekayaan akan nilai kebudayaan Islam yang dipadu dengan kemegahan bangunan kastil di Inggris. Sementara detil struktur bagian luar masjid yang didominasi warna merah dan putih menampilkan efek ‘kue lapis’. Namun, penggunaan warna merah tersebut tidak menghilangkan nilai spiritual yang terdapat pada bangunan megah ini. Justru warna merah mencolok ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dan para pelaku bisnis yang berkunjung ke Kolombo. Sedangkan dinding bagian dalam didominasi oleh warna hijau toska.
Masjid ini terletak di daerah sentra bisnis kota Kolombo, Pettah. Tepatnya di perempatan jalan Puraokottai, yang merupakan jalanan kedua terbesar di Kolombo. Mulai dibangun pada tahun 1908 dan selesai tahun 1909. Bangunan masjid dirancang oleh HL Saibo Lebbe.
Masjid Jamiul Alfar, sebagaimana ditulis dalam situs resmi masjid tersebut, redmasjid.com, dijelaskan bahwa masjid tersebut selama ini telah menjadi pusat keagamaan di Kolombo dan telah memainkan peran membina tatanan sosial kehidupan masyarakat muslim di negeri itu. Dibangun dari kepedulian para saudagar muslim yang singgah di negera itu, masjid ini pun berdiri atas inisiatif para pedagang yang memerlukan tempat ibadah, menjalankan kewajiban shalat lima waktu ketika singgah di wilayah itu.
Ketika masjid ini berdiri, sebagian dari para pedagang muslim pun memutuskan menetap dan memakmurkan Masjid Merah. Saat ini, salah satu dari keturunan pendiri masjid tersebut adalah para pedagang muslim India yang merupakan kelompok minoritas di Srilanka.
Pada saat awal dibangun tahun 1908, masjid ini memiliki kapasitas 1.500 orang jamaah. Namun seiring dengan perkembangan Islam di Sri Lanka, jumlah jamaah shalat Masjid Jamiul Alfar terus bertambah. Maka di tahun 1975, dilakukan perluasan terhadap bangunan masjid, yakni dengan membangun gedung tambahan yang berdekatan dengan bangunan lama masjid.
Kini kapasitas keseluruhan bangunan masjid mampu menampung sekitar 5.000 jamaah secara bersamaan dan menjadikan Masjid Jamiul Alfar sebagai masjid terbesar di Sri Lanka. Pada hari biasa, jumlah jamaah shalat di masjid ini mencapai 2 ribu orang. Sedangkan di bulan Ramadhan tercatat lebih dari 3 ribu jamaah memadati masjid ini pada saat waktu shalat tiba. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar