Sabtu, 20 Desember 2014

Cheng Ho, Cina Muslim yang Mengalahkan Penjelajahan Eropa

Hampir genap enam abad satu windu ekspedisi Cheng Ho. Kerendahan hati, toleransi, dan sikap hormat membuatnya tetap abadi sampai hari ini.
cheng ho,semarang,klentengKlenteng Sam Poo Kong di Simongan, Semarang. Bangunan berarsitektur Cina nan agung dan bercat merah ini mengabadikan figur penjelajah samudra, Laksamana Cheng Ho, yang konon pada awal abad ke-15 singgah di kota itu. Klenteng ini kerap disebut "Gedung Batu" lantaran terdapat gua di dalamnya. (Mahandis Yoanata/NGI).
Enam abad dan sewindu silam, tepatnya tanggal 11 Juli 1405, armada kekaisaran Ming meninggalkan ibukota Nanjing, untuk pelayaran perdana dari tujuh ekspedisi pelayaran akbar ke berbagai daerah Asia sampai sampai ke Afrika. Armada itu dipimpin Laksamana Cheng Ho atau Zhèng Hé.
Dengan tinggi badan dua meter dan suara besar senyaring lonceng, ia memimpin pelayaran perdana hampir satu abad sebelum Columbus menjejakkan kaki pertama kali di daratan Amerika, dan Vasco da Gama di India.
Ekspedisi yang dilakukan orang-orang Eropa tidak ada apa-apanya dibandingkan Dinasti Ming. Bila seluruh armada kapal Columbus dan da Gama digabungkan, cukup ditempatkan di satu geladak kapal armada Cheng Ho. Besarnya satu kemudi pengendali (rudder) dari sebuah kapal baochuan (kapal harta karun) paling tidak 42 meter persegi.
Cheng Ho secara sepintas ialah lelaki yang tampaknya tidak ditakdirkan menjadi orang besar di lingkaran dalam kekaisaran Cina. Sebab ia Muslim, lahir di daerah pegunungan Asia Tengah dan bukanlah orang Tiongkok.
Meski demikian, Cheng Ho terlahir di keluarga pelaut. Sebagai pemeluk Muslim, Cheng Ho memiliki tujuan khusus yaitu Ka’abah di kota suci Mekkah. Konon kakek dan ayahnya telah menunaikan rukun ibadah haji. Tahun 1432 misi khusus yang dikirimnya berhasil sampai di Ka'abah, titik pangkal kaum Muslim sedunia.
laksamana cheng hoWajah Kelenteng Sam Po Kong di kota Semarang, ini termasuk peninggalan salah satu tempat yang disinggahi oleh Laksamana Cheng Ho. (Gloria Samantha)
Penjelajahan-penjelajahan Cheng Ho yang terbagi jadi tujuh misi pelayaran itu berlangsung antara 1405 - 1433 M.
Sang laksamana yang dikenal sebagai sosok pemimpin arif ini mengunjungi berbagai wilayah bersama armadanya, antara lain Malaka, Sumatra, Pahang, Kelantan, Champa, Maladewa, Siam, Sri Lanka, India, Jawa, hingga Afrika Timur, dan Jazirah Arab.
Kerendahan hatinya yang tertulis di berbagai sumber prasasti, toleransinya yang tinggi ke umat beragama lain, serta penghormatannya kepada setiap negeri yang dikunjungi, membuat kenangan akan Cheng Ho tetap abadi sampai hari ini, meretas segala batas agama, suku, dan bangsa.
Peninggalan Cheng Ho pun tersebar di penjuru Nusantara. Pada tahun 2005 yang lalu, National Geographic Indonesia turut ambil bagian dalam gelaran Peringatan 600 Tahun Perjalanan Laksamana Cheng Ho yang dipusatkan di Semarang, Jawa Tengah.
Selama lima hari, 3 - 7 Agustus 2005, diadakan pameran foto napak tilas Cheng Ho karya Michael Yamashita, fotografer National Geographic.
(Gloria Samantha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar