Bung Karno memang ‘penyambung lidah rakyat’ sejati. Dalam pidato-pidato perjuangannya, selalu mengupayakan tamsil yang sederhana dan mudah dimengerti rakyat.
Salah satunya adalah Nyai Blorong. Tokoh mistis yang akrab dalam cerita rakyat ini digunakan oleh Bung Karno sebagai simbol penjajahan.
Bagaimana bisa?
Jadi, menurut Bung Karno, penjajah itu sama halnya dengan Nyai Blorong: ular naga yang kepalanya di Asia tetapi ekornya di Eropa. Dengan hanya menggerakkan ekornya, miliaran untung dirogoh di Asia. Itulah sebabnya, rakyat Asia menderita. Termasuk Indonesia.
Cerdas, bukan?
Wallahu a’lam. (24/05/2013)
Sumber:
Parakitri T. Simbolon, Menjadi Indonesia, Cetakan ke-2, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006), hlm. 706.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar