Jumat, 19 Desember 2014

Masjid Pertama di Kota London dan Terbesarnya


Keramaian Penduduk Lokal Saat Peresmian Masjid Al Fazl (poto:http://www.reviewofreligions.org)
Masjid Al Fazl, begitu nama bangunan elok dan sederhana milik komunitas muslim Ahmadiyah di Inggris itu. Bangunan ini tercatat sebagai warisan sejarah kota London dan dilindungi sebagai cagar budaya oleh pemerintah kerajaan Inggris. Karena bangunan ini merupakan bangunan masjid yang didirikan pertama kali di ibu kota negri ratu Elizabeth itu.
Masjid yang diresmikan 3 Oktober 1926 itu mencuri perhatian dunia, terutama dunia muslim. Pendirian masjid ini memperoleh apresiasi luas dari dunia muslim. Raja Saudi Arabia Abdul Aziz ibn Saud penjaga dan pemelihara situs -situs suci Islam juga memberikan perhatian khusus. Ia mengutus Pangeran Faisal hadir di London untuk mewakilinya meresmikan masjid itu. 23 September 1926 beberapa hari sebelum peresmian masjid pangeran Faisal telah hadir di London Inggris. Tapi entah kenapa pada hari peresmian pangeran tidak bisa hadir dalam peresmian itu. Hadir dalam peresmian itu banyak tokok agama, tokoh masyarakat dan juga perwakilan pemerintah. Di antaranya anggota parlemen Inggris, anggota The House of Lord, para pendeta anglikan, delegasi-delegasi berbagai duta besar negara asing di London. Juga hadir Sir Harry Brittain MP, Sir P J Hannon JP, the Mayor of Wandsworth and Khan Bahadur Shaikh Abdul Qadir,perwakilan India di PBB. Penduduk lokal London Inggris pun tak kalah ikut memberikan perhatian besar.
Peristiwa unik, di kota yang mayoritas penduduknya kristen dan dominasi bangunan ibadah gereja di tiap sudut kota London tiba-tiba saja didirikan masjid.
Baitul Fazl Mosque, London
masjid Alfazl London
Masjid Al Fazl ini kemudian menjadi pusat dakwah muslim Ahmadiyah di Inggris, bahkan kemudian menjadi pusat dakwah Ahmadiyah ke seluruh dunia setelah khalifah keempat ahmadiyah Mirza Tahir Ahmad meninggalkan pakistan dan menetap di London. Mirza Tahir Ahmad meninggalkan Pakistan disebabkan pihak penentang ahmadiyah dan pemerintah Pakistan mencoba untuk menjeratnya dengan undang-undang penodaan agama (ordonansi 20) yang kontroversial. Undang-undang itu banyak menjerat ahmadi Pakistan masuk bui lantaran hal sepele seperti menyerukan azan dan mengucapkan salam. Mirza Tahir Ahmad meninggalkan pakistan dengan mulus karena kecerobohan pengumuman yang dibuat pemerintah sendiri. Pihak imigrasi bandara memperoleh instruksi untuk menangkap khalifah Ahmadiyah Mirza Nasir Ahmad, padahal khalifah saat itu bernama Mirza Tahir Ahmad. Ia melewati pemeriksaan bandara dengan passport Mirza Tahir Ahmad dengan tercantum pekerjaannya disitu khalifah ahmadiyah.
Ahmadiyah melihat bahwa dunia kini berpusat di Barat, Barat adalah kiblat dari semua hal di era ini. Maka jika ingin menundukkan dunia dan merengkuhnya ke dalam pangkuan Islam barat lah yang harus ditundukkan. Untuk menyebarkan dakwan Islam ke seluruh dunia maka negara-negara Eropa merupakan sasaran utama. Selain Inggris, negara-negara barat yang sudah tidak tersentuh dakwah Islam sejak lama pun disasar Ahmadiyah, seperti German, Spanyol, Belanda, Perancis, Amerika, Canada dan negara barat lainnya. Di negeri-negeri barat itu kini Ahmadiyah telah mendirikan banyak masjid dan pusat misi pertablighan.
God's house in the middle of Western World
Baitul Futuh yang dulunya pabrik susu (poto:alislam.org)
AlFazl di abad ini sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan Ahmadiyah. Seiring melejitnya jumlah penganut Ahmadiyah di London maka didirikanlah masjid Baitul Futuhyang pada tahun 2003 diresmikan. Masjid ini juga tidak kalah dengan Al Fazl yang merupakan cikal-bakalnya. Karena masjid ini kini menjadi masjid terbesar di Eropa Barat. Masjid yang awalnya merupakan pabrik susu dengan luas areal 5,2hektar itu dibeli oleh Ahmadiyah seharga 32 milyar. Masjid Baitul Futuh ini memiliki ruang shalat baik untuk jamaah pria maupun wanita yang sangat luas yang mampu menampung hingga 10 ribu jamaah. Ruang shalatnya yang luas di desain sedemikian rupa sehingga para jamaah benar-benar merasa nyaman dan khusuk beribadah.
Masjid Baitul Futuh ini juga dilengkapi dengan toilet dan tempat wudhu yang modern. Lampu-lampu di ruang wudhu misalnya, adalah lampu-lampu magnetic otomatis. Lampu secara otomatis akan segera menyala pada saat ada jamaah masuk ke ruang wudhu atau toilet. Dan lampu akan mati dengan sendirinya jika dalam ruang wudhu sama sekali sudah tidak ada jamaah yang menggunakan.
Demikian juga kran-kran air untuk berwudhu, di masjid Baitul Futuh ini digunakan kran-kran air otomatis. Kran secara otomatis mengeluarkan air tanpa harus memutar atau menekan tombol apapun. Air akan dengan sendirinya mengucur keluar pada saat tangan para jamaah berada didekat kran, dan air akan berhenti sendiri pada saat kran selesai digunakan.
Kini melalui sarana masjid Baitul Futuh inilah Khalifah Ahmadiyah kelima Mirza Masroor Ahmad mengorganisir dakwah Islam Ahmadiyah.
Memang sudah waktunya matahari Islam itu terbit di barat bukan timur lagi. Karena islam itu justru nampak di barat dalam bentuk amalan meskipun sedikit muslim di sana, sedangkan di timur sendiri jutaan muslim ada tapi tak nampak amalan Islam itu. Tinggal merubah keimanan barat maka timur akan ikut dengan sendirinya praktek Islam itu.
Arif Sadewa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar