macau
Pertama kali melihat Macau, mungkin Anda tak akan menyangka negeri tersebut berada di Asia. Arsitektur bangunan di hampir seluruh penjuru negara kedaulatan Cina tersebut sangat bergaya Eropa.
Inilah wilayah kolonial Eropa tertua di Cina. Portugis, sang kolonial Macau, meningalkan banyak peradaban bagi Macau. Tak hanya arsitektur indah, budaya buruk judi pun lahir dari peninggalan bangsa Portugis. Alhasil, hiburan malam dan perjudian beroperasi resmi di Macau hingga kini.
Sebagaimana Hongkong, Macau merupakan wilayah khusus Republik Rakyat China yang diizinkan menjalankan roda pemerintahan sendiri. Lokasinya berada di sebelah barat daya Hongkong dan Provinsi Guangzhou. Sejak abad ke-16, Macau dijajah oleh bangsa Portugis.
Sejak itu pula, lokasi tersebut menjadi kawasan khusus hiburan dan pesta pora oleh bangsa Eropa tersebut. Jika ingin melakukan judi, maka Macau lah tempatnya. Kebiasaan Portugis tersebut pun terus terjadi meski Macau telah menjadi wilayah RRC pada tahun 1999. Pemerintah Macau yang independen dari China mengizinkan segala kegiatan judi di negeri mereka.
Meski disebut-sebut sebagai negeri maksiat, Islam muncul menyegarkan Daerah Administratif Khusus Cina tersebut. Namun tak jelas berapa jumlah muslimin yang tinggal disana. Jika berdasarkan Islamic Society Macau, anggota mereka mencapai 400 muslim.
Jumlah tersebut merupakan total muslim warga asli Macau, belum termasuk imigran. Diperkirakan ribuan imigran muslim, termasuk dari Indonesia, menetap di wilayah seluas 29,5 kilometer persegi tersebut.
Seperti wilayah Asia lain, dakwah Islam mencapai Macau pun atas jasa para pedagang muslim. Pedagang Arab dan Persia memang mulai menggeliat di daratan China sejak era Dinasti Ming. Namun beberapa sumber menyebutkan, Islam telah dikenal di Macau jauh sebelum kekaisaran Ming berkuasa. Terlepas sejak kapan Islam dikenal, jumlah muslimin di Macau terus berkembang.
Menurut laman history cultural-china, selama Perang Dunia Kedua berlangsung, banyak muslim etnis Hui yang berlindung ke Macau. Mereka tinggal disana karena wilayah China yang porak poranda. Sebagian besar mereka berasal dari wilayah Zhaoqing Provinsi Guangdong.
Kehadiran muslim makin terlihat di tahun 1980an. Saat itu dibangun sebuah masjid yang hingga kini masih berdiri dan menjadi satu-satunya masjid di Macau. Di sekitarnya pun dibuka pemakaman muslim yang sebenarnya telah ada sejak pedagang Arab dan Parsi singgah di Macau beberapa abd lalu.
Kendati demikian, eksistensi muslim baru benar-benar terlihat di tahun 2007. Saat itu, mereka membentuk perkumpulan bernama "The Islamic Society Macau". Selain itu, muslimin Macau juga memodernisasi masjid di jantung kota Macau. Anak-anak dengan nama muslim pun bermunculan, seperti nama Omar, Fatima dan lain sebagainya.
Meski minoritas, muslimin hidup nyaman dan tenteram di Macau. Negeri ini memang amat terkenal dengan multikulturalisme. Beragam agama ada di Macau. Bahan kebudayaan Macau juga disebut-sebut sebagai perpaduan tiga agama, yakni taoisme, kristen dan Islam. Masyarakat Macau sangat menghormati antar
pemeluk agama. Kebebasan beragama benar-benar terwujud di negeri tersebut.
Muslimin Macau biasa berkumpul di satu-satunya masjid yang mereka miliki. Kajian Islam seringkali dihelat disana. Masjid akan sangat ramai saat shalat jumat dan saat hari libur di akhir pekan. Saat hari raya, komunitas muslim tumpah ruah di masjid tersebut.
Tak hanya etnis Cina, namun juga para pekerja dan imigran asing muslim berpadu merayakan bersama hari raya. Namun pernah saat idul adha beberapa tahun lalu, sebagian mereka tak menyembelih hewan qurban. Mereka lebih memilih mendonasikan harta kepada korban bencana alam yang saat itu tengah marak terjadi di negara-negara Islam.
Adapun untuk makanan halal, muslim Macau pun tak banyak mengalami kesulitan. Sekarang ini telah banyak restoran halal di penjuru negeri. Sertifikasi halal banyak didapat restoran muslim yang kebanyakan menyediakan cita rasa India, diantaranya Aruna Indian Curry and Cafe, Indian Garden Restaurant, Taste of India, Spicy Garden, dan lain sebagainya. Selain cita rasa India, terdapat satu restauran Singapura "Three Monkey" dan restauran China "Niu Ji Halal Restaurant".
"Taste of India" merupakan restoran halal pertama yang dibuka di Macau. Macau Daily Times mengabarkan, butuh waktu tiga tahun bagi restoran tersebut mendapat sertifikasi halal. Sebelum restoran halal dibuka, umat Islam terutama muslimin pendatang baru kesulitan mencari pangan halal.
Alhasil, mereka hanya makan sayur dan buah. Seorang pendatang baru Macau asal Indonesia, Arkun (20 tahun) merupakan salah satunya. Ia mengaku kesulitan saat pertama kali tiba di Macau. Pasalnya, tak ada satu pun restoran halal di negeri destinasi pariwisata internasional tersebut. ''Tidak mudah menemukan sebuah restoran dengan makanan yang tepat bagi Muslim di Macau,'' ujarnya dikutip dari Macau Daily Times.
Mengatasi kesulitan muslim sebagaimana yang dialami Arkun tersebut, terdapat sebuah web online yang dibuat muslim Macau untuk memberi segala info tentang kebutuhan muslim, terutama restoran dan tempat belanja halal. Segala info lokasi jual beli item halal di Macau dapat dicari melalui laman web yang dibuat tahun 2009 lalu. Web dengan alamat islaminmacau.com tersebut pun menjadi panduan muslim Macau terutama para muslim pendatang baru.
Masjid tunggal
Meski jumlah muslimin Macau terus bertambah, namun hanya ada satu masjid yang menaungi mereka. Masjid Macau atau Mosquita de Macau demikian nama masjid yang berlokasi di Ramal Dos Moros tersebut. Kawasan masjid berada merupakan pusat kota yang amat ramai dan banyak menjadi arena perjudian. Oleh karenanya, keberadaan masjid teramat istimewa karena berdiri di antara tempat-tempat gemerlap perjudian.
Ukuran masjid hanya sekitar 6,5 kali 12 meter, ukuran yang amat kecil jika dibandingkan jumlah muslimin Macau. Masjid pun terlihat sangat mungil dibandingkan lokasi hiburan malam dan perjudian. Di depan masjid terdapat gerbang tinggi yang seringkali ditutup karena sepi pengunjung. Meski selalu menghelat shalat lima waktu, masjid tersebut baru terlihat ramai saat shalat Jumat, saat akhir pekan dan saat hari raya. Pasalnya, di hari biasa muslimin sibuk bekerja dan tak sempat dan tak terjangkau jika harus pergi ke masjid untuk menunaikan shalat lima waktu.
Menurut halaman web islamicfinder, Masjid Macau dibangun pertama kali oleh muslimin yang datang bersama pasukan Portugis. Muslimin tersebut direkrut tentara Portugis dari kawasan India seperti Bombay dan Karachi, serta dari Pakistan. Saat mereka datang bersama Portugis, mereka pun mendirikan sebuah masjid di tahun 1980-an. Pada tahun 2007, masjid tersebut diperluas dan dimodernisasi oleh muslim Macau seperti yang disaksikan hingga kini.
Afriza Hanifa Redaktur : Heri Ruslan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar